seorang remaja pria bertanya kepada ibunya,''ibu,ceritakan kepada ku tentang
ikhwan sejati...!!'' sang ibu tersenyum dan menjawab....
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari bahunya yg kekar,tetapi dari kasih sayangnya
pada orang di sekitarnya.
ikhwan sejati..... bukanlah di lihat dari suaranya yg lantang,tetapi dari kelembutannya
mengatakan kebenaran.
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,tetapi dari sikap bersaahabatnya
pada generasi muda bangsa.
ikhwan sejati.... bukanlah di lihat dari bagaimana dia d hormati di tempat kerja,tetapi
bagaimana dia di hormati di dalam rumah.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari kerasnya pukulan,tetapi dari sikap bijaknya
memahami persoalan.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari dadanya yg bidang,tetapi dari hati yg ada
di balik itu.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari banyknya akhwat yg memuja,tetapi komitmennya
terhadap akhwat yg di cintainya.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari jumlah barbel yg di bebankan,tetapi
dari tabahanya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari kerasnya membaca al-qur'an,tetapi dari konsistennya
dia menjalankan apa yg dia baca.
setelah itu,sang remaja pria kembali bertanya.siapakah yg dapat memenuhi kriteria
sprt itu ibu?'' sang ibu memberinya buku dan berkata....pelajari tentang dia.
ia pun mengambil buku itu ," MUHAMMAD ",judul buku yg tertulis d buku itu.
akhwat sejati.....seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya,'' abi ceritakan pada ku tentang akhwat sejati?''
sang ayah pun menoleh dan kembal kemudian tersenyum.anakku...seorang akhwat sejati bukanlah
di lihat dari kecantikkan paras wajahnya,tetapi di lihat dari kecantikan hati yg ada di baliknya.
akhwat sejati....bukanlah di lihat dari bentuk tubuhnya,tetapi di lihat dari sejauh mana ia
menutupi bentuk tubuhnya.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari begitu banyaknya kebaikkan yg ia berikan,tetapi
dari keikhlasan ia memberikan kebaikkan itu.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa indah lantunan suaranya,tetapi
di lihat dari apa yg sering mulutnya bicarakan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari keahliannya berbahasa,tetapi di lihat dari bagaimana
caranya berbicara.
sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.''lantas apalagi abi???''
sahut putrinya.ketahuilah putri ku.....
akhwat sejati.....bukanlah di lihat dari keberaniannya dlm berpakaian tetapi di lihat
sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
akhawat sejati....bukanlah di lihat dari kekhawatiran di goda orang di jalan,tetapi
di lihat dari kekhawatiran dirinyalah yg mengundang orang jadi tergoda.
akhwat sejati.....bikan di lihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yg ia jalani
tetapi di lihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dgn penuh rasa syukur.
dan ingatlah.....akhwat sejati bukan di lihat dari sifat supelnya dalam bergaul,tetapi
di lihat sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari besarnya jilbab yg dia pakai,tetapi dari besarnya
semangat jihad dalam dirinya.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari tertutup rapat tubuhnya,tetapi ketulusan hatinya
menutupi aib saudaranya.
akhwat sejati......bukan di lihat dari lembut suaranya,tetapi kelembutan hatinya yg mudah
menangis melihat kezholiman.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari maniz senyumnya,tetapi maniz hati yg peduli
pada mereka yg membutuhkan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari tunduk pandangannya,tetapi juga semangat
menundukkan musuh2 allah.
setelah itu sang anak kembali bertanya,''siapakah yg dapat menjadi kriteria sprt itu,abi???''
sang ayah memberikan sebuah buku dan berkata,''pelajarilah mereka!''
sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan'' ISTRI RASULULLAH'',
(R.O)
ikhwan sejati...!!'' sang ibu tersenyum dan menjawab....
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari bahunya yg kekar,tetapi dari kasih sayangnya
pada orang di sekitarnya.
ikhwan sejati..... bukanlah di lihat dari suaranya yg lantang,tetapi dari kelembutannya
mengatakan kebenaran.
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,tetapi dari sikap bersaahabatnya
pada generasi muda bangsa.
ikhwan sejati.... bukanlah di lihat dari bagaimana dia d hormati di tempat kerja,tetapi
bagaimana dia di hormati di dalam rumah.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari kerasnya pukulan,tetapi dari sikap bijaknya
memahami persoalan.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari dadanya yg bidang,tetapi dari hati yg ada
di balik itu.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari banyknya akhwat yg memuja,tetapi komitmennya
terhadap akhwat yg di cintainya.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari jumlah barbel yg di bebankan,tetapi
dari tabahanya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari kerasnya membaca al-qur'an,tetapi dari konsistennya
dia menjalankan apa yg dia baca.
setelah itu,sang remaja pria kembali bertanya.siapakah yg dapat memenuhi kriteria
sprt itu ibu?'' sang ibu memberinya buku dan berkata....pelajari tentang dia.
ia pun mengambil buku itu ," MUHAMMAD ",judul buku yg tertulis d buku itu.
akhwat sejati.....seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya,'' abi ceritakan pada ku tentang akhwat sejati?''
sang ayah pun menoleh dan kembal kemudian tersenyum.anakku...seorang akhwat sejati bukanlah
di lihat dari kecantikkan paras wajahnya,tetapi di lihat dari kecantikan hati yg ada di baliknya.
akhwat sejati....bukanlah di lihat dari bentuk tubuhnya,tetapi di lihat dari sejauh mana ia
menutupi bentuk tubuhnya.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari begitu banyaknya kebaikkan yg ia berikan,tetapi
dari keikhlasan ia memberikan kebaikkan itu.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa indah lantunan suaranya,tetapi
di lihat dari apa yg sering mulutnya bicarakan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari keahliannya berbahasa,tetapi di lihat dari bagaimana
caranya berbicara.
sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.''lantas apalagi abi???''
sahut putrinya.ketahuilah putri ku.....
akhwat sejati.....bukanlah di lihat dari keberaniannya dlm berpakaian tetapi di lihat
sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
akhawat sejati....bukanlah di lihat dari kekhawatiran di goda orang di jalan,tetapi
di lihat dari kekhawatiran dirinyalah yg mengundang orang jadi tergoda.
akhwat sejati.....bikan di lihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yg ia jalani
tetapi di lihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dgn penuh rasa syukur.
dan ingatlah.....akhwat sejati bukan di lihat dari sifat supelnya dalam bergaul,tetapi
di lihat sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari besarnya jilbab yg dia pakai,tetapi dari besarnya
semangat jihad dalam dirinya.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari tertutup rapat tubuhnya,tetapi ketulusan hatinya
menutupi aib saudaranya.
akhwat sejati......bukan di lihat dari lembut suaranya,tetapi kelembutan hatinya yg mudah
menangis melihat kezholiman.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari maniz senyumnya,tetapi maniz hati yg peduli
pada mereka yg membutuhkan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari tunduk pandangannya,tetapi juga semangat
menundukkan musuh2 allah.
setelah itu sang anak kembali bertanya,''siapakah yg dapat menjadi kriteria sprt itu,abi???''
sang ayah memberikan sebuah buku dan berkata,''pelajarilah mereka!''
sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan'' ISTRI RASULULLAH'',
(R.O)
NENEK PEMUNGUT DAUN
Kiriman dari seorang sahabat, diambil dari milis kisah hikmah :
Kisah ini membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?
Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
"Nenek Pemungut Daun"
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.
Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.
Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.
Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."
Kisah ini membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?
Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
"Nenek Pemungut Daun"
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.
Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.
Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.
Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."
Kematian itu indah
Saudaraku, ini hanya kata - kata Inspirasi , namun ini juga kenyataan dalam kehidupan kita pastinya !
Ada sebuah perbincangan yang menarik saat saya hadir di kajian mingguan , ustadz dengan jamaah pengajiannya. Sang Ustadz bertanya kepada jamaahnya , bapaka-bapak mau masuk surga?” Serempak bapak2 menjawab “mauuuu….” Sang ustadz kembali bertanya “ bapak-bapak ingin mati hari ini tidak?”. Tak ada satupun yang menjawab. Rupanya tidak ada satupun yang kepengen mati. Dengan tersenyum ustadz tersebut berkata “Lha gimana mau masuk surga kalo gak mati-mati”.
ustadz itu meneruskan pertanyaannya “bapak2 mau saya doakan panjang umur?”
Dengan semangat bapak2 menjawab “mauuu….” Pak Ustadz kembali bertanya
“Berapa lama bapak2 mau hidup? Seratus tahun? Dua ratus atau bahkan seribu tahun? Orang yang berumur 80 tahun saja sudah kelihatan tergopoh-gopoh apalagi yang berumur ratusan tahun”.
Rupanya pertanyaan tadi tidak selesai sampai disitu. Sang ustadz masih terus bertanya “Bapak-bapak cinta dengan Allah tidak” Jawabannya bisa ditebak. Bapak- bapak serempak menjawab iya. Sang ustadz kemudian berkata “Biasanya kalo orang jatuh cinta, dia selalu rindu untuk berjumpa dengan kekasihnya, Apakah Bapak-bapak sudah rindu ingin bertemu Allah?” Hening. Tidak ada yang menjawab.
Kebanyakan dari kita ngeri membicarakan tentang kematian. Jangankan membicarakan, membayangkannya saja kita tidak berani. Jawabannya adalah karena kita tidak siap menghadapi peristiwa setelah kematian. Padahal, siap tidak siap kita pasti akan menjalaninya. Siap tidak siap kematian pasti akan datang menjemput. Daripada selalu berdalih tidak siap lebih baik mulai dari sekarang kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Persiapan terbaik adalah dengan selalu mengingat mati. Yakinkan pada diri kita bahwa kematian adalah pintu menuju Allah. Kematian adalah jalan menuju tempat yang indah, surga. Dengan selalu mengingat mati kita akan selalu berusaha agar setiap tindakan yang kita lakukan merupakan langkah-langkah menuju surga yang penuh kenikmatan. Hakekat kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan kembali menuju Allah. Dalam perjalanan yang singkat ini ada yang kembali dengan selamat, namun ada yang tersesat di neraka. Kita terlalu disibukkan oleh dunia hingga merasa bahwa dunia inilah kehidupan yang sebenarnya. Kita seakan lupa bahwa hidup ini hanya sekedar mampir untuk mencari bekal pulang. Kemilaunya keindahan dunia membuat kita terlena untuk menapaki jalan pulang.
Rasulullah pernah berkata orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati. Dengan kata lain orang yang paling cerdas adalah orang yang mempunyai visi jauh ke depan. Dengan selalu mengingat visi atau tujuan hidupnya ia akan selalu bergairah melangkah ke depan. Visi seorang muslim
tidak hanya dibatasi oleh kehidupan di dunia ini saja namun lebih dari itu, visinya jauh melintasi batas kehidupan di dunia. Visi seorang muslim adalah kembali dan berjumpa dengan Allah. Baginya saat-saat kematian adalah saat-saat yang indah karena sebentar lagi akan berjumpa dengan sang kekasih yang selama ini dirindukan. Terkadang kita takut mati karena kematian akan memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai. Orang tua, saudara, suami/istri, anak. Ini menandakan kita lebih mencintai mereka ketimbang Allah. Jika kita benar-benar cinta kepada Allah maka kematian ibarat sebuah undangan mesra dari Allah.
Namun begitu kita tidak boleh meminta untuk mati. Mati sia-sia dan tanpa alasan yang jelas justru akan menjauhkan kita dari Allah. Mati bunuh diri adalah wujud keputusasaan atas kasih sayang Allah. Ingin segera mati karena kesulitan dunia menandakan kita ingin lari dari kenyataan hidup. Mati yang
baik adalah mati dalam usaha menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Mati dalam usaha mewujudkan cita-cita terbesar yakni perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.
Akhirnya orang yang selamat adalah orang yang menyadari bahwa semua harta dan kekuasaan adalah sarana untuk bisa kembali kepada Allah. Jasadnya mungkin bersimbah keluh berkuah keringat,
banting tulang menundukkan dunia namun hatinya tetap hanya terpaut pada sang kekasih Allah Subhanahu wa Ta'ala . Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa kerja keras, berfikir cerdas dan berhati ikhlas.
Duhai Pemilik dunia, ajarkan kami untuk menundukkan dunia, bukan kami yang tunduk kepada dunia. Bila kilauan dunia menyilaukan pandangan kami, bila taburan permata dunia mendebarkan hati kami, ingatkan kami ya Allah. Ingatkan bahwa keridhoan-Mu dan kasih sayang-Mu lebih
besar dari pada sekedar dunia yang pasti akan kami tinggalkan. Amin.
Ada sebuah perbincangan yang menarik saat saya hadir di kajian mingguan , ustadz dengan jamaah pengajiannya. Sang Ustadz bertanya kepada jamaahnya , bapaka-bapak mau masuk surga?” Serempak bapak2 menjawab “mauuuu….” Sang ustadz kembali bertanya “ bapak-bapak ingin mati hari ini tidak?”. Tak ada satupun yang menjawab. Rupanya tidak ada satupun yang kepengen mati. Dengan tersenyum ustadz tersebut berkata “Lha gimana mau masuk surga kalo gak mati-mati”.
ustadz itu meneruskan pertanyaannya “bapak2 mau saya doakan panjang umur?”
Dengan semangat bapak2 menjawab “mauuu….” Pak Ustadz kembali bertanya
“Berapa lama bapak2 mau hidup? Seratus tahun? Dua ratus atau bahkan seribu tahun? Orang yang berumur 80 tahun saja sudah kelihatan tergopoh-gopoh apalagi yang berumur ratusan tahun”.
Rupanya pertanyaan tadi tidak selesai sampai disitu. Sang ustadz masih terus bertanya “Bapak-bapak cinta dengan Allah tidak” Jawabannya bisa ditebak. Bapak- bapak serempak menjawab iya. Sang ustadz kemudian berkata “Biasanya kalo orang jatuh cinta, dia selalu rindu untuk berjumpa dengan kekasihnya, Apakah Bapak-bapak sudah rindu ingin bertemu Allah?” Hening. Tidak ada yang menjawab.
Kebanyakan dari kita ngeri membicarakan tentang kematian. Jangankan membicarakan, membayangkannya saja kita tidak berani. Jawabannya adalah karena kita tidak siap menghadapi peristiwa setelah kematian. Padahal, siap tidak siap kita pasti akan menjalaninya. Siap tidak siap kematian pasti akan datang menjemput. Daripada selalu berdalih tidak siap lebih baik mulai dari sekarang kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Persiapan terbaik adalah dengan selalu mengingat mati. Yakinkan pada diri kita bahwa kematian adalah pintu menuju Allah. Kematian adalah jalan menuju tempat yang indah, surga. Dengan selalu mengingat mati kita akan selalu berusaha agar setiap tindakan yang kita lakukan merupakan langkah-langkah menuju surga yang penuh kenikmatan. Hakekat kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan kembali menuju Allah. Dalam perjalanan yang singkat ini ada yang kembali dengan selamat, namun ada yang tersesat di neraka. Kita terlalu disibukkan oleh dunia hingga merasa bahwa dunia inilah kehidupan yang sebenarnya. Kita seakan lupa bahwa hidup ini hanya sekedar mampir untuk mencari bekal pulang. Kemilaunya keindahan dunia membuat kita terlena untuk menapaki jalan pulang.
Rasulullah pernah berkata orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati. Dengan kata lain orang yang paling cerdas adalah orang yang mempunyai visi jauh ke depan. Dengan selalu mengingat visi atau tujuan hidupnya ia akan selalu bergairah melangkah ke depan. Visi seorang muslim
tidak hanya dibatasi oleh kehidupan di dunia ini saja namun lebih dari itu, visinya jauh melintasi batas kehidupan di dunia. Visi seorang muslim adalah kembali dan berjumpa dengan Allah. Baginya saat-saat kematian adalah saat-saat yang indah karena sebentar lagi akan berjumpa dengan sang kekasih yang selama ini dirindukan. Terkadang kita takut mati karena kematian akan memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai. Orang tua, saudara, suami/istri, anak. Ini menandakan kita lebih mencintai mereka ketimbang Allah. Jika kita benar-benar cinta kepada Allah maka kematian ibarat sebuah undangan mesra dari Allah.
Namun begitu kita tidak boleh meminta untuk mati. Mati sia-sia dan tanpa alasan yang jelas justru akan menjauhkan kita dari Allah. Mati bunuh diri adalah wujud keputusasaan atas kasih sayang Allah. Ingin segera mati karena kesulitan dunia menandakan kita ingin lari dari kenyataan hidup. Mati yang
baik adalah mati dalam usaha menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Mati dalam usaha mewujudkan cita-cita terbesar yakni perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.
Akhirnya orang yang selamat adalah orang yang menyadari bahwa semua harta dan kekuasaan adalah sarana untuk bisa kembali kepada Allah. Jasadnya mungkin bersimbah keluh berkuah keringat,
banting tulang menundukkan dunia namun hatinya tetap hanya terpaut pada sang kekasih Allah Subhanahu wa Ta'ala . Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa kerja keras, berfikir cerdas dan berhati ikhlas.
Duhai Pemilik dunia, ajarkan kami untuk menundukkan dunia, bukan kami yang tunduk kepada dunia. Bila kilauan dunia menyilaukan pandangan kami, bila taburan permata dunia mendebarkan hati kami, ingatkan kami ya Allah. Ingatkan bahwa keridhoan-Mu dan kasih sayang-Mu lebih
besar dari pada sekedar dunia yang pasti akan kami tinggalkan. Amin.
PERBINCANGAN ANAK DAN IBU
seorang remaja pria bertanya kepada ibunya,''ibu,ceritakan kepada ku tentang
ikhwan sejati...!!'' sang ibu tersenyum dan menjawab....
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari bahunya yg kekar,tetapi dari kasih sayangnya
pada orang di sekitarnya.
ikhwan sejati..... bukanlah di lihat dari suaranya yg lantang,tetapi dari kelembutannya
mengatakan kebenaran.
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,tetapi dari sikap bersaahabatnya
pada generasi muda bangsa.
ikhwan sejati.... bukanlah di lihat dari bagaimana dia d hormati di tempat kerja,tetapi
bagaimana dia di hormati di dalam rumah.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari kerasnya pukulan,tetapi dari sikap bijaknya
memahami persoalan.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari dadanya yg bidang,tetapi dari hati yg ada
di balik itu.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari banyknya akhwat yg memuja,tetapi komitmennya
terhadap akhwat yg di cintainya.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari jumlah barbel yg di bebankan,tetapi
dari tabahanya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari kerasnya membaca al-qur'an,tetapi dari konsistennya
dia menjalankan apa yg dia baca.
setelah itu,sang remaja pria kembali bertanya.siapakah yg dapat memenuhi kriteria
sprt itu ibu?'' sang ibu memberinya buku dan berkata....pelajari tentang dia.
ia pun mengambil buku itu ," MUHAMMAD ",judul buku yg tertulis d buku itu.
akhwat sejati.....seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya,'' abi ceritakan pada ku tentang akhwat sejati?''
sang ayah pun menoleh dan kembal kemudian tersenyum.anakku...seorang akhwat sejati bukanlah
di lihat dari kecantikkan paras wajahnya,tetapi di lihat dari kecantikan hati yg ada di baliknya.
akhwat sejati....bukanlah di lihat dari bentuk tubuhnya,tetapi di lihat dari sejauh mana ia
menutupi bentuk tubuhnya.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari begitu banyaknya kebaikkan yg ia berikan,tetapi
dari keikhlasan ia memberikan kebaikkan itu.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa indah lantunan suaranya,tetapi
di lihat dari apa yg sering mulutnya bicarakan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari keahliannya berbahasa,tetapi di lihat dari bagaimana
caranya berbicara.
sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.''lantas apalagi abi???''
sahut putrinya.ketahuilah putri ku.....
akhwat sejati.....bukanlah di lihat dari keberaniannya dlm berpakaian tetapi di lihat
sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
akhawat sejati....bukanlah di lihat dari kekhawatiran di goda orang di jalan,tetapi
di lihat dari kekhawatiran dirinyalah yg mengundang orang jadi tergoda.
akhwat sejati.....bikan di lihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yg ia jalani
tetapi di lihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dgn penuh rasa syukur.
dan ingatlah.....akhwat sejati bukan di lihat dari sifat supelnya dalam bergaul,tetapi
di lihat sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari besarnya jilbab yg dia pakai,tetapi dari besarnya
semangat jihad dalam dirinya.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari tertutup rapat tubuhnya,tetapi ketulusan hatinya
menutupi aib saudaranya.
akhwat sejati......bukan di lihat dari lembut suaranya,tetapi kelembutan hatinya yg mudah
menangis melihat kezholiman.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari maniz senyumnya,tetapi maniz hati yg peduli
pada mereka yg membutuhkan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari tunduk pandangannya,tetapi juga semangat
menundukkan musuh2 allah.
setelah itu sang anak kembali bertanya,''siapakah yg dapat menjadi kriteria sprt itu,abi???''
sang ayah memberikan sebuah buku dan berkata,''pelajarilah mereka!''
sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan'' ISTRI RASULULLAH'',
(R.O)
ikhwan sejati...!!'' sang ibu tersenyum dan menjawab....
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari bahunya yg kekar,tetapi dari kasih sayangnya
pada orang di sekitarnya.
ikhwan sejati..... bukanlah di lihat dari suaranya yg lantang,tetapi dari kelembutannya
mengatakan kebenaran.
ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,tetapi dari sikap bersaahabatnya
pada generasi muda bangsa.
ikhwan sejati.... bukanlah di lihat dari bagaimana dia d hormati di tempat kerja,tetapi
bagaimana dia di hormati di dalam rumah.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari kerasnya pukulan,tetapi dari sikap bijaknya
memahami persoalan.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari dadanya yg bidang,tetapi dari hati yg ada
di balik itu.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari banyknya akhwat yg memuja,tetapi komitmennya
terhadap akhwat yg di cintainya.
ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari jumlah barbel yg di bebankan,tetapi
dari tabahanya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari kerasnya membaca al-qur'an,tetapi dari konsistennya
dia menjalankan apa yg dia baca.
setelah itu,sang remaja pria kembali bertanya.siapakah yg dapat memenuhi kriteria
sprt itu ibu?'' sang ibu memberinya buku dan berkata....pelajari tentang dia.
ia pun mengambil buku itu ," MUHAMMAD ",judul buku yg tertulis d buku itu.
akhwat sejati.....seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya,'' abi ceritakan pada ku tentang akhwat sejati?''
sang ayah pun menoleh dan kembal kemudian tersenyum.anakku...seorang akhwat sejati bukanlah
di lihat dari kecantikkan paras wajahnya,tetapi di lihat dari kecantikan hati yg ada di baliknya.
akhwat sejati....bukanlah di lihat dari bentuk tubuhnya,tetapi di lihat dari sejauh mana ia
menutupi bentuk tubuhnya.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari begitu banyaknya kebaikkan yg ia berikan,tetapi
dari keikhlasan ia memberikan kebaikkan itu.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa indah lantunan suaranya,tetapi
di lihat dari apa yg sering mulutnya bicarakan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari keahliannya berbahasa,tetapi di lihat dari bagaimana
caranya berbicara.
sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.''lantas apalagi abi???''
sahut putrinya.ketahuilah putri ku.....
akhwat sejati.....bukanlah di lihat dari keberaniannya dlm berpakaian tetapi di lihat
sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
akhawat sejati....bukanlah di lihat dari kekhawatiran di goda orang di jalan,tetapi
di lihat dari kekhawatiran dirinyalah yg mengundang orang jadi tergoda.
akhwat sejati.....bikan di lihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yg ia jalani
tetapi di lihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dgn penuh rasa syukur.
dan ingatlah.....akhwat sejati bukan di lihat dari sifat supelnya dalam bergaul,tetapi
di lihat sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari besarnya jilbab yg dia pakai,tetapi dari besarnya
semangat jihad dalam dirinya.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari tertutup rapat tubuhnya,tetapi ketulusan hatinya
menutupi aib saudaranya.
akhwat sejati......bukan di lihat dari lembut suaranya,tetapi kelembutan hatinya yg mudah
menangis melihat kezholiman.
akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari maniz senyumnya,tetapi maniz hati yg peduli
pada mereka yg membutuhkan.
akhwat sejati.....bukan di lihat dari tunduk pandangannya,tetapi juga semangat
menundukkan musuh2 allah.
setelah itu sang anak kembali bertanya,''siapakah yg dapat menjadi kriteria sprt itu,abi???''
sang ayah memberikan sebuah buku dan berkata,''pelajarilah mereka!''
sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan'' ISTRI RASULULLAH'',
(R.O)